Peper kewirausahaan
Medan, Juni 2018
PROFIL PENGUSAHA
Dosen penanggung
jawab:
Dr.Agus Purwoko,S.Hut,M.Si
Disusun oleh:
Zetro Simamora 171201132
HUT 2D
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS
KEHUTANAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1
1.. Tujuan.......................................................................................... 2
BAB
II .PEMBAHASAN.......................................................................... 3
2.1.Profil
pengusaha......................................................................... 3
2.2.Sejarah
usaha ............................................................................. 3
2.3. Perkembangan usaha................................................................. 4
2.4. Kendala yang dihadapi............................................................. 5
BAB.III. KESIMPULAN.......................................................................... 6
3.1. Kesimpulan................................................................................ 6
3.2.Saran
......................................................................................... 6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pengangguran di Indonesia yang semakin meningkat per hari demi harinya,
kesempatan dan lowongan kerja yang minim, serta pendidikan yang rendah menjadi
pemicu setiap orang untuk mendirikan suatu usaha kecil dan menengah. Berwirausaha
kini menjadi trend di kalangan masyarakat Indonesia. Dengan hanya bermodalkan
skill dan kemampuan dalam mengelolanya mereka bisa mendapatkan profit yang
cukup menjanjikan.
Salah satu usaha pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran ialah menciptakan
lapangan kerja yang bersifat padat karya. Namun kalangan orang yang
berpendidikan cenderung tidak tertarik dengan pekerjaan ini (berwirausaha),
minat mereka bekerja di kantoran lebih tinggi. Semakin tinggi pendidikan mereka
semakin besar keinginan mereka untuk menduduki kursi kantoran dengan jabatan
yang tinggi. Mereka tidak berani mengambil risisko besar seperti berwirausaha.
Dalam hal ini berarti mereka bekerja dengan orang lain hanya mengandalkan upah
atau gaji.
Namun, apa pendapat mereka para wirausahawan sukses yang menembus pasar
nasional dan internasional? Mereka bekerja meniti kariernya sendiri dengan
hasil yang menjanjikan dan hanya bermodalkan skill dan kemampuan. Ya, mereka
berani mengambil risiko dalam dunia persaingan pasar. Bahkan mereka menggaji
bukan memberi gaji jika dibandingkan dengan mereka yang bekerja di perusahaan
milik orang lain.
Semua alasan itulah yang mendorong seseorang untuk melakukan terobosan
baru dengan memilih berwirausaha. Namun pada prakteknya tidaklah mudah untuk
memulai suatu usaha. Rasa takut akan kegagalan dan kerugian pastinya selalu
menghantui para wirausahawan ketika akan memulai usahanya.
Niat dan keberanian dalam mengambil risiko adalah modal utama dalam
membuka usaha baru. Namun keberanian tanpa disertai dengan kemampuan
berwirausaha seringkali
1
menjerumuskan kedalam situasi kegagalan yang berkepanjangan
Salah satu tindakan pemerintah
dalam mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia adalah menciptakan lapangan
kerja yang bersifat padat karya.. Namun, mereka belum menyadari bahwa semakin
berkembangnya zaman, maka persaingan kerja pun semakin besar. Mereka yang
berpendidikan tinggi pun belum tentu mampu menduduki jabatan yang tinggi.
Buktinya adalah banyak lulusan-lulusan sarjana saat ini, belum mampu menjadi
tumpuan ekonomi Negara. Malahan, mereka hanya menjadi pengangguran-pengangguran
terdidik. Sebaliknya, lihatlah para orang-orang yang berwirausaha. Mereka yang
berwirausaha mampu menjadi pendorong meningkatnya pertumbuhan ekonomi Negara.
Hal ini lah yang sedang digencarkan oleh pemerintah. Pemerintah terus
mengembangkan pertumbuhan persebaran para wirausahawan.di seluruh
daerah-daerah. Mereka melakukan kerjasama, pelatihan-pelatihan, serta bantuan
secara moril dan materiil. Sehingga, dengan semakin banyaknya para wirausahawan
di Indonesia, maka pertumbuhan ekonomi tetap berjalan. Dan menekan masalah
pengangguran di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1.Bagaimanakah
profil pengusaha tersebut?
2.Bagaimana
sejarah usaha tersebut?
3.Bagaimana
perkembangan usahanya tersebut?
4.Apa kendala usaha tersebut?
1.3 Tujuan
1.Untuk
mengetahui profil pengusaha tersebut.
2.Untuk mengetahui sejarah usaha
tersebut.
3.Untuk pmengetahui perkembangan
usaha tersebut
4.Untuk mengetahui kendala usaha
tersebut
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Biodata pengusaha
Nama :Theodore
Permadi Rahmat
Tempat,tanggal
lahir :Kadipaten,15 Desember
1943
Pendidikan
terakhir :Perguruan tinggi
ITB,teknik mesin
Alamat :Kadipaten,Majalengka
2.2.Sejarah
Usaha
Lahir dari
keluarga berkecukupan, Teddy atau Theodore Rachmat memulai pendidikannya di SD
Indonesia-belanda yang kebanyakan siswanya berasal dari memiliki kehidupan
ekonomi yang berkecukupan. Di sekolah ini pula, Teddy bisa berbahasa Belanda,
ia pun hingga saat ini masih fasih berbahasa Belanda. Ia juga termasuk salah
satu murid yang cukup cerdas dan selalu masuk dalam rangking 10 besar di
kelasnya.
Setelah
tamat SD, Theodore Rachmat kemudian masuk di SMP dan SMA Katolik, Alloysius. Di
SMP, Teddy termasuk salah satu murid yang cerdas dan sering masuk dalam tiga
besar dikelasnya. Di SMA, ia menyukai banyak pelajaran dan sering membaca buku
yang berhubungan dengan ekonomi bisnis, filsafat, religi serta hukum. Meskipun
dikenal sering bermain-main, ia masih masuk di peringkat 10 besar di kelasnya.
Tamat dari
SMA, Theodore Rachmat kemudian melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi
Bandung (ITB) jurusan Teknik Mesin. Ia lulus pada tahun 1968 dan menjadi salah
satu lulusan tercepat di jurusannya.
Selepas
tamat dari ITB, di tahun itu juga, Teddy bekerja di PT Astra milik pamannya
William Soeryadjaya. Meskipun pamannya tersebut merupakan orang nomor satu di
PT Astra, Theodore Rachmat memulai karirnya dari nol yakni sebagai sales PT
Astra.
Ketika
bergabung, PT Astra ketika itu baru saja mulai berkembang dan masih sangat
kecil. Kantor Astra ketika itu berupa garasi di jalan Juanda III no 11.
3
Karyawan Astra saat itu masih berjumlah 16
orang termasuk Theodore Rachmat.
Disini ia membantu pamannya dalam
mengembangkan anak perusahaan milik Astra ketika itu.
Theodore
Rachmat sempat mendirikan perusahaan kontruksi bernama PT Porta Nigra bersama
dengan saudaranya pada tahun 1970. Dan kemudian magang disebuah perusahaan asal
Belanda bernama Gevehe B. Setelah magang, Teddy kemudian menjadi sales
alat-alat berat di Allis Chalmers Astra dan mengelola United Tractors anak
usaha PT Astra di tahun 1972 dengan modal $500.000.
Di tahun itu
juga, kinerjanya yang bagus membuat Teddy diangkat sebagai direktur PT Astra
Honda Motor. Disinilah kemudian karir dari seorang Theodore Rachmat mulai
menanjak. Kemampuan manajemennya yang bagus membuat ia ditunjuk sebagai
Presiden Direktur PT Astra Internasional pada tahun 1984 hingga menjadi CEO
Grup Astra Internasional.
Kinerja Grup
Astra yang bagus dibawah kendalinya, membuat pemilik Grup Astra yang juga
pamannya ketika itu William Soeryadjaya memberikan porsi saham perusahaan
sebanyak 5 persen. Sejak saat itu Theodore Rachmat mulai mendirikan satu demi
satu perusahaan sendiri berkat modal yang diberikan oleh pamannya.
Teddy
mendirikan perusahaan Induk bersama istrinya Like Rani Imanto dengan nama PT
Tripel A Jaya pada tahun 1979. Berbekal kemampuan manajemen yang handal,
perusahaan tersebut tumbuh pesat dengan berbagai macam unit-unit usaha.
2.3 Perkembangan Usaha
Akhirnya,
setelah perusahaan yang dibangun oleh Teddy sudah mulai tumbuh pesat, Teddy
memutuskan keluar dari Astra dan pada tahun 1998 dan mendirikan perusahaan
sendiri dengan nama Grup Triputra yang memiliki berbagai anak perusahaan di
bidang energi, manufaktur, agroindustri dan dealer motor. Grup Triputra milik
Theodore Rachmat merupakan salah satu perusahaan yang paling berkembang pesat
dengan nilai omset mencapai triliunan rupiah.
4
Berkat
usahnya tersebut, Theodore Rachmat kini menjadi salah satu dari jajaran orang
terkaya di Indonesia. Kekayaan Theodore Permadi Rachmat ditaksir sebesar 21.4
triliun rupiah pada tahun 2017 versi Majalah Forbes. Ia juga menjadi salah satu
enterpreneur atau pebisnis paling sukses di Indonesia.
Pembelajaran
T.P Rachmat judul buku Teddy Rachmat yang berisi kisah atau pengalaman Teddy
Rachmat dalam membangun Astra serta perusahaan miliknya disertai dengan
konsep-konsep ilmu manajemen dalam membangun perusahaan.
2.4 Kendala yang dihadapi
Salah satu keputusan yang disesali oleh Theodore Rachmat dalam
perjalanan bisnisnya adalah tidak membeli Astra ketika perusahaan tersebut
dihantam krisis moneter pada tahun 1998. Walaupun begitu, Theodore Rachmat
sempat mendirikan perusahan Adira dan kemudian ia jual kepada bank Danamon
sebagai tambahan modal dalam membangun grup bisnisnya
5
PEMBAHASAN
2.1
Biodata pengusaha
Nama :Theodore
Permadi Rahmat
Tempat,tanggal
lahir :Kadipaten,15 Desember
1943
Pendidikan
terakhir :Perguruan tinggi
ITB,teknik mesin
Alamat :Kadipaten,Majalengka
2.2.Sejarah
Usaha
Lahir dari
keluarga berkecukupan, Teddy atau Theodore Rachmat memulai pendidikannya di SD
Indonesia-belanda yang kebanyakan siswanya berasal dari memiliki kehidupan
ekonomi yang berkecukupan. Di sekolah ini pula, Teddy bisa berbahasa Belanda,
ia pun hingga saat ini masih fasih berbahasa Belanda. Ia juga termasuk salah
satu murid yang cukup cerdas dan selalu masuk dalam rangking 10 besar di
kelasnya.
Setelah
tamat SD, Theodore Rachmat kemudian masuk di SMP dan SMA Katolik, Alloysius. Di
SMP, Teddy termasuk salah satu murid yang cerdas dan sering masuk dalam tiga
besar dikelasnya. Di SMA, ia menyukai banyak pelajaran dan sering membaca buku
yang berhubungan dengan ekonomi bisnis, filsafat, religi serta hukum. Meskipun
dikenal sering bermain-main, ia masih masuk di peringkat 10 besar di kelasnya.
Tamat dari
SMA, Theodore Rachmat kemudian melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi
Bandung (ITB) jurusan Teknik Mesin. Ia lulus pada tahun 1968 dan menjadi salah
satu lulusan tercepat di jurusannya.
Selepas
tamat dari ITB, di tahun itu juga, Teddy bekerja di PT Astra milik pamannya
William Soeryadjaya. Meskipun pamannya tersebut merupakan orang nomor satu di
PT Astra, Theodore Rachmat memulai karirnya dari nol yakni sebagai sales PT
Astra.
Ketika
bergabung, PT Astra ketika itu baru saja mulai berkembang dan masih sangat
kecil. Kantor Astra ketika itu berupa garasi di jalan Juanda III no 11.
3
Karyawan Astra saat itu masih berjumlah 16
orang termasuk Theodore Rachmat.
Disini ia membantu pamannya dalam
mengembangkan anak perusahaan milik Astra ketika itu.
Theodore
Rachmat sempat mendirikan perusahaan kontruksi bernama PT Porta Nigra bersama
dengan saudaranya pada tahun 1970. Dan kemudian magang disebuah perusahaan asal
Belanda bernama Gevehe B. Setelah magang, Teddy kemudian menjadi sales
alat-alat berat di Allis Chalmers Astra dan mengelola United Tractors anak
usaha PT Astra di tahun 1972 dengan modal $500.000.
Di tahun itu
juga, kinerjanya yang bagus membuat Teddy diangkat sebagai direktur PT Astra
Honda Motor. Disinilah kemudian karir dari seorang Theodore Rachmat mulai
menanjak. Kemampuan manajemennya yang bagus membuat ia ditunjuk sebagai
Presiden Direktur PT Astra Internasional pada tahun 1984 hingga menjadi CEO
Grup Astra Internasional.
Kinerja Grup
Astra yang bagus dibawah kendalinya, membuat pemilik Grup Astra yang juga
pamannya ketika itu William Soeryadjaya memberikan porsi saham perusahaan
sebanyak 5 persen. Sejak saat itu Theodore Rachmat mulai mendirikan satu demi
satu perusahaan sendiri berkat modal yang diberikan oleh pamannya.
Teddy
mendirikan perusahaan Induk bersama istrinya Like Rani Imanto dengan nama PT
Tripel A Jaya pada tahun 1979. Berbekal kemampuan manajemen yang handal,
perusahaan tersebut tumbuh pesat dengan berbagai macam unit-unit usaha.
2.3 Perkembangan Usaha
Akhirnya,
setelah perusahaan yang dibangun oleh Teddy sudah mulai tumbuh pesat, Teddy
memutuskan keluar dari Astra dan pada tahun 1998 dan mendirikan perusahaan
sendiri dengan nama Grup Triputra yang memiliki berbagai anak perusahaan di
bidang energi, manufaktur, agroindustri dan dealer motor. Grup Triputra milik
Theodore Rachmat merupakan salah satu perusahaan yang paling berkembang pesat
dengan nilai omset mencapai triliunan rupiah.
4
Berkat
usahnya tersebut, Theodore Rachmat kini menjadi salah satu dari jajaran orang
terkaya di Indonesia. Kekayaan Theodore Permadi Rachmat ditaksir sebesar 21.4
triliun rupiah pada tahun 2017 versi Majalah Forbes. Ia juga menjadi salah satu
enterpreneur atau pebisnis paling sukses di Indonesia.
Pembelajaran
T.P Rachmat judul buku Teddy Rachmat yang berisi kisah atau pengalaman Teddy
Rachmat dalam membangun Astra serta perusahaan miliknya disertai dengan
konsep-konsep ilmu manajemen dalam membangun perusahaan.
2.4 Kendala yang dihadapi
Salah satu keputusan yang disesali oleh Theodore Rachmat dalam
perjalanan bisnisnya adalah tidak membeli Astra ketika perusahaan tersebut
dihantam krisis moneter pada tahun 1998. Walaupun begitu, Theodore Rachmat
sempat mendirikan perusahan Adira dan kemudian ia jual kepada bank Danamon
sebagai tambahan modal dalam membangun grup bisnisnya
5
KESIMPULAN
3.1
Kesimpulan
1.Bapak
THEODORE lahir di Kadipaten,Majalengka yang merupakan salah satu pengusaha sukses di Indonesia maupun di
dunia.
2.Menempuh pendidikan terakhir di
ITB,lulus tahun 1968 dan merupakan salah satu lulusan tercepat di jurusannya yaitu
teknik mesin
3. Theodore Rachmat sempat mendirikan perusahaan kontruksi
bernama PT Porta Nigra bersama dengan saudaranya pada tahun 1970. Dan kemudian
magang disebuah perusahaan asal Belanda bernama Gevehe B. Setelah magang, Teddy
kemudian menjadi sales alat-alat berat di Allis Chalmers Astra dan mengelola
United Tractors anak usaha PT Astra di tahun 1972 dengan modal $500.000.
4. Theodore Rachmat kini menjadi salah satu dari jajaran orang
terkaya di Indonesia. Kekayaan Theodore Permadi Rachmat ditaksir sebesar 21.4
triliun rupiah pada tahun 2017 versi Majalah Forbes. Ia juga menjadi salah satu
enterpreneur atau pebisnis paling sukses di Indonesia.
3.2 Saran
Sebaiknya kita mencontoh bapak Theodore
Rachmat seabagai pengusaha yang sukses,supaya kita dapat mengaplikasikan
perjalanan karirnya di dalam kehidupan kita sehari hari
6
Komentar
Posting Komentar